Senin, 11 Januari 2016



1.   Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi.Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur).Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandungnitrogen, fosforus, atau sulfur.
2.Struktur Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa yang  terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Rumus umumnya dikenal dengan Cx(H2O)n. Secara struktur, karbohidrat memiliki 4 gugus, yaitu gugus hidrogen (-H), gugus hidroksil (-OH), gugus keton (C=O) dan gugus aldehida (-CHO). Karbohidrat juga didefinisikan sebagai polihidroksi-aldehid atau polihidroksi-keton. Polihidroksi aldehida yaitu struktur karbohidrat yang tersusun atas banyak gugus hidroksi dan gugus karbonilnya barada di ujung rantai sedangkan polihidroksi keton yaitu struktur karbohidrat  yang tesusun atas banyak gugus hidroksi dan gugus karbonilnya berada di selain ujung rantai.
Description: 1
3.   Golongan Karbohidrat
            Berdasarkan jumlah sakarida penyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
Ø  MONOSAKARIDA
Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, yang berarti molekulnya hanya tersusun dari beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis. Umumnya monosakarida disusun oleh 3 samapai 7 atom karbon. dan jumlah atom penyusunnya tersebut mempengaruhi penamaan masing-masing monosakarida, yaitu :
1. Gula tiga karbon (Triosa)
Senyawa ini merupakan zat antara yang penting dalam lintasan metabolik fotosintesis dan respirasi sel. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah gliseraldehid dan dihidroksiaseton.
2. Gula empat karbon (Tetrosa)
Gula ini tidak banyak ditemui, walaupun beberapa bentuk berperan dalam proses fotosintesis dan respirasi.
3. Gula lima karbon (Pentosa)
Senyawa ini sangat penting dalam fotosintesis dan respirasi. Dua jenis pentose (ribose dan deoksiribosa) juga membentuk unsure pembangun utama untuk asam nukleat, yang penting bagi semua kehidupan.
4. Gula enam karbon (heksosa)
Gula ini sering ikut serta dalam tahap respirasi dan fotosintesis dan menjadi bangun utama dari banyak macam karohidrat lain termasuk pati dan selualosa. Kunci dari heksosa adalah glukosa dan fruktosa.
5. Gula tujuh-karbon (heptosa)
Salah satu jenis heptosa adalah zat antara dalam fotosintesis dan respirasi. Jika tidak dalam bentuk itu, gula ini jarang didapati.
Berikut rumus struktur monosakarida :
Description: Untitled
Ø DISAKARIDA
            Disakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari dua molekul monosakarida yang berikatan kovalen dengan sesamanya. Pada kebanyakan disakarida, ikatan kimia yang menggabung kedua unit monosakarida disebut ikatan glikosida. Ikatan glikosida terbentuk antara atom C 1 suatu monosakarida dengan atom O dari OH monosakarida lain atau ikatan tersebut terjadi antara karbon anomerik pada satu monosakarida dan gugus hidroksil pada monosakarida lainnya.  Ikatan glikosida segera terhidrolisa oleh asam, tetapi tahan terhadap basa. Berikut ini beberapa disakarida yang banyak terdapat di alam yaitu:
-    Maltosa (gula gandum),  Sukrosa (gula tebu), dan laktosa (gula susu) merupakan anggota penting dari grup disakarida. Seperti dinyatakan oleh namanya, tiap molekul gula ini terdiri dari dua satuan monosakarida.

Description: 21              Description: 22
Struktur Maltosa                                             (Struktur sukrosa)
Description: 23
Ø POLISAKARIDA
Polisakarida terdiri atas rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida yang membentuk rantai polimer dengan ikatan glikosidik. Polisakarida dibedakan menjadi homopolisakarida dan heteropolosakarida. Contoh dari homopolisakarida adalah pati, dan contoh dari heteropolisakarida adalah asam hialuronat.
Description: 24
Beberapa sifat polisakarida berbeda sekali dengan monosakarida atau disakarida. Sifat-sifatnya antara lain sebagai berikut :
  1. Polisakarida tidak mempunyai rasa manis
  2. Tidak mempunyai struktur kristal. Jika pun dapat larut, maka dia hanya merupakan larutan koloidal dan tidak dapat bereduksi.
  3. Polisakarida tidak dapat diragikan.
  4. Daya kelarutan dan daya reaksinya jauh lebih kecil kemungkinannya dibandingkan dengan gula-gula lainnya.
  5. Polimer tepung (amilum), glikogen, dan selulosa semua terdiri atas komponn D-Glukosa, tetapi sifat kimianya, fisika, dan biologinya berlainan. Ini tidak ditentukan oleh komponen-komponen alamiahnya yang sama melainkan oleh strukturnya.
Beberapa polisakarida yang penting diterangkan di bawah ini :
1. Selulosa
Selulosa adalah polisakarida yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, tetapi berguna dalam mekanisme alat pencernaan, antara lain : merangsang alat pencernan untuk mengeluarkan getah cerna, membentuk volume makanan sehingga menimbulkan rasa kenyang, serta memadatkan sisa-sisa zat gizi yang tidak diserap lagi oleh dinding usus.
Selulosa merupakan polisakarida yang banyak dijumpai dan ditemukan dalam dinding sel tumbuhan. Selulosa terdapat pada bagian-bagian yang keras dari biji kopi, kulit kacang, buah-buahan dan sayuran.
Selulosa merupakan polimer yang tidak bercabang, terbentuk dari β-D-glukosa (dimana monosakarida yang berdekatan) terikat bersama dengan ikatan β (1→4) glikosidik. Panjang ikatan bervariasi dari beberapa ratus sampai beberapa ribu unit glukosil. Dalam dinding sel tanaman, sejumlah besar selulosa terkumpul menjadi rantai silang serabut paralel dan bundel-bundel yang merupakan rantai tersendiri.
Description: 26

2. Chitin
Chitin merupakan polisakarida struktural ekstraselular yang ditemukan dalam jumlah besar pada kutikula arthropoda dan dalam jumlah kecil ditemukan dalam spons, molusca, dan annelida. Juga telah diidentifikasi dari dinding sel fungi. Polisakaridanya merupakan rantai tak bercabang dari polimer asetil-glukosamin dan terdiri atas ribuan unit. Bentuknya seperti selulosa. Fungsinya sebagai substansi penunjang pada insekta dan crustaceae (kepiting).
Kitin mempunyai rumus empiris (C6H9O4.NHCOCH3)n dan merupakan zat padat yang tidak larut dalam air, pelarut organik, alkali pekat, asam mineral      lemah tetapi larut dalam asam-asam mineral yang pekat. Polisakarida ini mempunyai berat molekul tinggi dan merupakan polimer berantai lurus  dengan  nama lain β-(1,4)-2-asetamida-2-dioksi-D-glukosa (N-asetil-D-Glukosamin)  (Suryanto et al., 2005).
Kitin mempunyai persamaan dengan selulosa, dimana ikatan yang terjadi antar monomernya terangkai dengan ikatan glukosida pada posisi -1,4. Sedangkan perbedaannya pada selulosa adalah gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon nomor  2, pada kitin digantikan oleh gugus asetamida (NHCOCH3) sehingga kitin menjadi sebuah polimer berunit N-asetil-glukosamin. Struktur kitin dapat dilihat pada gambar.
Description: 27
3. Glikogen
Glikogen merupakan homopolisakarida nutrien bercabang yang terdiri atas glukosa dalam ikatan 1→4 dan 1→6. Banyak ditemukan dalam hampir semua sel hewan dan juga dalam protozoa serta bakteri. Glikogen merupakan cadangan karbohidrat dalam tubuh yang disimpan dalam hati dan otot. Jumlah cadangan glikogen ini sangat terbatas. Bila diperlukan oleh tubuh, diubah kembali menjadi glukosa.
Glikogen ini merupakan polisakarida yang penting sehingga lebih intensif dipelajari. Pada manusia dan vertebrata, glikogen didapat dalam hati serta otot yang merupakan cadangan karbohidrat. Glikogen dapat dengan cepat disintesis kembali dari glukosa. Glikogen terdiri atas jutaan unit glukosil. Unit glukosil terikat dengan ikatan 1→4 glikosidik membentuk rantai panjang, pada titik cabang terbentuk ikatan 1→6. Hal ini mengakibatkan terbentuknya struktur yang menyerupai pohon.  Dalam molekul tunggal glikogen hanya ada satu unit glukosa dimana atom karbon nomor 1 memegang satu gugus hidroksil. Semua gugus 1-OH lainnya terikat dalam formasi ikatan 1→4 dan 1→6 glikosidik. Gugus 1-OH tunggal yang bebas dinamakan “ujung pereduksi” (reducing end) dari molekul ditandai dengan R dalam gambar. Sebaliknya “ujung non-pereduksi” didapat (gugus 4-OH dan 6-OH bebas) pada terminal di luar rantai.
Description: 28
4. Pati
Pati merupakan polisakarida yang berfungsi sebagai cadangan energi bagi tumbuhan.Pati merupakan polimer α-D-glukosa dengan ikatan α (1-4). Kandungan glukosa pada pati bisa mencapai 4000 unit. Ada 2 macam amilum yaitu amilosa (pati berpolimer lurus) dan amilopektin (pati berpolimer bercabang-cabang).Sebagian besar pati merupakan amilopektin.
Pati adalah nutrien polisakarida yang ditemukan dalam sel tumbuhan dan beberapa mikroorganisme dalam beberapa hal mempunyai kesamaan dengan glikogen (glikogen terkadang disebut dengan “pati hewani”). Beberapa sifat pati adalah mempunyai rasa yang tidak manis, tidak larut dalam air dingin tetapi di dalam air panas dapat membentuk sol atau jel yang bersifat kental. Sifat kekentalannya ini dapat digunakan untuk mengatur tekstur makanan, dan sifat jel nya dapat diubah oleh gula atau asam. Pati di dalam tanaman dapat merupakan energi cadangan; di dalam biji-bijian pati terdapat dalam bentuk granula. mempunyai diameter beberapa mikron, sedangkan dalam mikroorganisme hanya berkisar 0,5-2 mikron.Pati dapat dihidrolisis dengan enzim amylase. Pati terdiri dari amilosa dan amilopektin.
Komponen amilosa pati merupakan polisakarida tak bercabang yang terikat 1→4 glikosidik, terdiri atas glukosa dan beberapa ribu unit glikosil. Rantai polisakarida membentuk sebuah heliks. Amilopektin merupakan polisakarida bercabang yang mengandung ikatan 1→4 dan 1→6 unit glikosil, hal  sama seperti dalam glikogen. Tentu saja amilopektin mempunyai lebih banyak struktur terbuka dengan sedikitnya ikatan 1→6 dan rantai lebih panjang.
Description: 29
Potongan Amilosa
Description: 30
Lokasi terbentuknya cabang amilopektin
5. Asam Hialuronat
Asam Hialuronat merupakan heteropolisakarida dan bercabang yang terdiri atas disakarida dari N-asetilglukosamin dan asam glukoronat. Asam glukoronat terikat kepada N-asetilglukosamin pada masing-masing disakarida dengan ikatan 1→3 glikosidik, tetapi disakarida yang berurutan terikat 1→4. Asam hialuronat didapat dalam cairan sinovial persendian, vitreous humor mata, dan substansi dasar kulit.
Description: 31



4 Uji Karbohidrat
1.  Uji Molisch (karbohidrat secara kualitatif.) Dilakukan untuk menentukan karbohidrat secara kualitatif. Larutan uji dicampur dengan pereaksi Molisch kemudian dialirkan H2SO4 dengan hati-hati melalui dinding tabung agar tidak bercampur. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan.
Reaksi:
(KH (pentose) + H2SO4 pekat à furfural à + a naftol à warna ungu
KH (heksosa) + H2SO4 pekat à HM-furfural à + a naftol à warna ungu).
2.  Uji Iodium (mendeteksi kandungan amilosa dalam pati.) Dilakukan untuk menentukan polisakarida. Larutan uji dicampurkan dengan larutan iodium. Hasil positif ditandai dengan amilum dengan iodium berwarna biru, dan dekstrin dengan iodium berwarna merah anggur.
Reaksi:
(KH (poilisakarida) + Iod (I2) à warna spesifik (biru kehitaman))
3. Uji Benedict (gula pereduksi ) Dilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna biru kehijauan, merah, atau kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada.
Reaksi
(KH + camp CuSO4, Na-Sitrat, Na2CO3 à Cu2O endapan merah bata)
4. Uji Barfoed (membedakan monosakarida dengan disakarida) Dilakukan untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Barfoed kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan monosakarida menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.
Reaksi:
(KH + camp CuSO4 dan CH3COOH à Cu2O endapan merah bata)
5. Uji Seliwanoff (membedakan gugus fungsi dari glukosa) Dilakukan untuk membuktikan adanya kentosa (fruktosa). Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Seliwanoff kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna merah orange.
Reaksi:
(KH (ketosa) + H2SO4 à furfural à + resorsinol à warna merah.
KH (aldosa) + H2SO4 à furfural à + resorsinol à)
6. Uji foulger untuk mengidentifikasi adanya ketosa dalam suatu karbohidrat. Nah, ada yang pernah denger Uji Seliwanof? YA, emang sama, umin kalau hasil positif uji Seliwanof membentuk warna merah sedangkan kalau uji foulger mennunjukkan warna biru.
7. Uji Osazon (bentuk gugus glukosa) Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aladehida atau keton bebas membentuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik. Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila didinginkan. Namun, sukros tidak membentuk osazon karena gugus aldehida atau keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas. Sebaliknya, osazon monosakarida tidak larut dalam air mendidih.
Reaksi ini dapat digunakan baik untuk larutan aldosa maupun ketosa, yaitu dengan menambahkan larutan fenilhidrazin, lalu dipanaskan hingga terbentuk kristal berwarna kuning yang dinamakan hidrazon (osazon).
8. Uji Asam Musat (Membedakan antar glukosaan galaktosa) Dilakukan untuk membedakan antara glukosa dan galaktosa. Larutan uji dicampurkan dengan HNO3 pekat kemudian dipanaskan. Karbohidrat dengan asam nitrat pekat akan menghasilkan asam yang dapat larut. Namun, laktosa dan galaktosa menghasilkan asam musat yang dapat larut.
9. Hidrolisis Pati (Mengidentifikasi hasil hidrolisis  amilum (pati)) Untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum digunakan larutan amilum 1%, larutan iodium, pereaksi Benedict, larutan HCl 2 N, Larutan NaOH 2%. Amilum ditambahkan dengan HCl lalu dipanaskan. Dilakukan uji iodium setiap 3 menit hingga warnanya berubah jadi kuning pucat. Kemudian larutan dihidrolisis lagi selama 5 menit lalu didinginkan dan dinetralkan dengan NaOH 2%,. Lalu diuji dengan pereaksi Benedict. 1. Uji Anthrone
10.Uji anthrone ini untuk mengetahui/ menentukan adanya heksosa, aldopentosa, asam heksuronat dan polisakarida (kecuali untuk ketosa). Hasil positifnya akan memunculkan warna hijau pada larutan. Uji antron
Sebanyak 0,2 ml larutan contoh di dalam tabung reaksi ditambahkan ke dalam larutan antron (0,2% dalam H2SO4 pekat). Timbulnya warna hijau atau hijau kebiruan menandakan adanya karbohidrat dalam larutan contoh. Uji ini sangat sensitive sehingga juga dapat memberikan hasil positif jika dilakukan pada kertas saring yang mengandung selulosa. Uji antron ini telah dikembangkan untuk uji kuantitatif secara colorimetric bagi glikogen, inulin, dan gula dalam darah (winarno 2008).
)
11.hidrolisis Sukrosa (Mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa) Untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa digunakan larutan sukrosa 1%, pereaksi Benedict, pereaksi Seliwanoff, pereaksi Barfoed, larutan HCl pekat, larutan NaOH 2% sebagai bahannya. larutan sukrosa ditambahkan dengan HCl pekat lalu dipanaskan selama 45 menit. Setelah didinginkan dinetralkan dengan NaOH 2%. Lalu diuji dengan pereaksi Benedict, Seliwanoff, dan Barfoed.
12.Uji fermentasi (hidrolisis gula) merupakan uji proses produksi energi dalam sel pada keadaan anaerobik. Jenis fermentasi secara umum terbagi menjadi dua yaitu fermentasi media cair dan fermentasi media padat. Fermentasi media cair diartikan fermentasi yang melibatkan air sebagai fase kontinu dari sistem pertumbuhan sel yang bersangkutan atau substrat baik sumber karbon maupun mineral terlarut atau tersuspensi sebagai partikel-partikel dalam fase cair.  Fermentasi media padat merupakan proses fermentasi yang berlangsung dalam substrat tidak terlarut, namun tidak mengandung air yang cukup sekalipun mengalir bebas. Dalam fermentasi tradisional baik fermentasi medium cair maupun fermentasi medium padat yang telah lama dikenal. Uji ini dilakukan terhadap larutan glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%, laktosa 1%, maltose 1%, dan pati 1%.
13.Uji tauber adalah reaksi positif terhadap pentosa dan negatif terhadap heksosa. Reagen tauber terdiri dari larutan 4% benzidin dalam asam asetat glacial. Reaksi pentosa dihidrolisis oleh asam asetat glacial menjadi furfural. Furfural yang terbentuk akan bereaksi dengan 4% benzidin membentuk kompleks senyawa berwarna merah anggur. Arabinosa termasuk pentosa (aldopentosa) sehingga memberi reaksi positif terhadap reagen Tauber, sedang glukosa dan fruktosa termasuk heksosa sehingga reaksinya negatif.
sebanyak 2 tetes larutan contoh ditambahkan ke dalam 1 ml larutan benzidina, didihkan, dan dinginkan cepat-cepat. Timbulnya warna ungu menunjukkan adanya pentose dalam contoh (winarno 2008).
14.Uji Fehling bertujuan untuk mengetahui adanya gugus aldehid. Reagent yang digunakan dalam pengujian ini adalah Fehling A (CuSO4) dan Fehling B (NaOH dan KNa tartarat).
Pemanasan dalam reaksi ini bertujuan agar gugus aldehida pada sampel terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion OH- membentuk asam karboksilat. Cu2O (endapan merah bata) yang terbentuk merupakan hasil sampingan dari reaksi pembentukan asam karboksilat.
15.Uji Orsinal Bial-HCl Ke dalam 5 ml pereaksi ditambahkan 2-3 ml larutan contoh, kemudian dipanaskan sampai timbul gelembung-gelembung gas ke permukaan larutan. Timbulnya endapan dan larutan warna hijau menandakan adanya pentose dalam contoh (winarno 2008).
H O CH3
│ -3 H2O ║ │
CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + HCl ¬───→ ─C—H +
│ │
OH OH
Pentosa Furfural orsinol
(kompleks
berwarna biru)
16. Uji hayati Pereaksi terdiri dari garam Rochelle atau kalium natrium tartrat, gliserol, dan kupri sulfat. Uji dan tanda-tanda dilakukan sama seperti uji benedict (winarno 2008).
5. Fungsi Karbohidrat
1. MONOSAKARIDA
 - Reaksi dengan basa dan asam
- Gula pereduksi
- Pembentukan glikosida
- Pembentukan ester
2. DISAKARIDA
Disakarida merupakan gabungan dua unit monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Ikatan ini disebut ikatan glikosida yang dibentuk jika gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon anomer pada gula yang kedua. Disakarida yang banyak ditemukan di alam yaitu laktosa, sukrosa, dan maltosa.
a.    Laktosa
Laktosa sering juga disebut gula susu karena hanya terdapat dalam susu. Bila dihidrolisis, laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa. Laktosa memiliki satu atom karbon hemiasetal dan mempunyai gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa sehingga laktosa termasuk disakarida pereduksi.
b. Sukrosa
Sukrosa atau gula tebu merupakan disakarida yang paling manis yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa bukan merupakan gula pereduksi karena sukrosa tidak mempunyai atom karbon hemiasetal dan hemiaketal. Sukrosa tidak memilliki atom karbon monomer bebas karena karbon anomer glukosa dan fruktosa berikatan satu dengan yang lain. Sukrosa juga mudah dihidrolisis menjadi D-glukosa dan D-fruktosa. Sumber-sumber sukrosa yang terdapat di alam antara lain: tebu (100% mengandung sukrosa), bit, gula nira (50%), dan jelly.
c. Maltosa
Maltosa merupakan disakarida yang paling sederhana. Maltosa terdiri dari dua residu D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Sebuah molekul glukosa dihubungkan melalui atom karbonnya yang pertama dengan gugus hidroksil atom karbon keempat pada molekul glukosa yang lainnya. Kedua residu glukosa tersebut berada dalam bentuk piranosa. Maltosa memilliki gugus karbonil yang berpotensi bebas yang dapat dioksidasi, sehingga maltosa mempunyai sifat gula pereduksi. Di dalam tubuh, maltosa didapat dari hasil pemecahan amilum yang lebih mudah dicerna. Maltosa banyak terdapat kecambah, susu dan pada serealia, misalnya beras.
4.   POLISAKARIDA
Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk penyimpan bagi monosakarida dan yang lainnya berfungsi sebagai unsur struktural di dalam dinding sel dan jaringan pengikat. Glikogen dan pati merupakan polisakarida simpanan yang terdapat pada tumbuhan dan manusia sedangkan selulosa merupakan polisakarida strukural yang berfungsi sebagai tulang semu bagi tumbuhan. Pati dan glikogen dihidrolisa di dalam saluran pencernaan oleh amilase, sedangkan selulosa tidak dapat dicerna. Namun, selulosa mempunyai peran penting bagi manusia karena merupakan sumber serat dalam makanan manusia.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar